Selasa, 12 Mei 2015

Wasiat Bagi Yang Ingin Hidup Sukses


Setiap kita menginginkan kesuksesan dalam kehidupan, akan tetapi sebagian di antara kita gagal dalam mencapainya. Mengapa? Karena menyangka bahwa kesuksesan adalah sebuah kalimat mustahil dan sulit direalisasikan. Sebenarnya, bisa jadi kitalah yang telah meremehkan sebab-sebab kesuksesan. Kesuksesan adalah ambisi anda dari sebuah kebaikan menuju kebaikan yang lain, adapun kesempurnaan hanyalah milik Allah Ta’ala saja.
Maka jika anda mendengar seseorang berkata kepada anda: “Aku telah sampai pada tujuan akhir dalam kehidupanku.” Maka ketahuilah bahwa sesungguhnya dia mulai tergelincir dalam kegagalan. Wajib atas setiap manusia untuk berjalan kearah kesuksesan, dan Allah Ta’ala tidak akan menyia-nyiakan pahalanya orang-orang yang beramal.
Maka beberapa wasiat ini adalah bagi anda, bagi orang yang ingin memetik buah kesuksesan dari kebun kehidupan. Tidaklah wasiat tersebut kecuali adalah ajakan untuk bisa mendapatkan keberuntungan dalam dua negeri. Karena apalah artinya kesuksesan dunia jika di akhirat merugi dengan kerugian yang nyata?!
1. Wajib bagi anda bertakwa kepada Allah Ta’ala , karena itu adalah sebaik-baik bekal, dan seutama-utamanya sebuah wasiat.
Allah Ta’ala berfirman:
“Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya.”
(QS. At-Thalaq: 1-2)
2. Penuhilah hatimu dengan kecintaan kepada Allah Ta’ala dan Rasul-Nya , kemudian kecintaan kepada kedua orang tua anda dan orang-orang yang ada di sekitar anda.
Maka kecintaan akan membuat awet muda, memperpanjang umur, dan mewariskan ketenangan. Sedangkan kebencian akan memenuhi hati dengan kesengsaraan dan kesusahan. Jadikanlah kecintaan istri dan keluarga anda menjadi sesuatu yang mencukupi anda di dalam rumah anda. Kecintaan akan menutup luka dan membangkitkan gelora kedekatan dan kasih sayang.
3. Jadikanlah kecintaan anda kepada diri anda menjadi kecil dibanding kecintaan anda kepada orang lain.
Allah Ta’ala telah berfirman:
“Dan mereka mengutamakan (orang-orang Muhajirin), atas diri mereka sendiri, sekalipun mereka dalam kesusahan.” (QS. al-Hasyr: 9)
Orang-orang yang berbahagia akan membagikan kebaikan kepada manusia, maka berlipat gandalah kebaikannya. Sementara orang yang sengsara menimbun kebaikan untuk dirinya sendiri hingga mencekik dada mereka sendiri.
4. Janganlah mengucurkan air mata atas apa yang telah berlalu.
Orang yang mengucurkan air matanya atas keterpurukannya, dunia tidak akan tertawa untuknya. Orang yang menertawakan kesusahan orang lain, hari-hari tidak akan merahmatinya. Janganlah menangisi susu yang telah tertumpah! Akan tetapi curahkan segenap usaha extra hingga bisa mengganti susu yang hilang dari anda tersebut. Dan ingatlah sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam :
“Dan jika sesuatu menimpamu, maka janganlah mengatakan seandainya aku lakukan (yang demikian), tentu hasilnya adalah begini dan begini. Akan tetapi ucapkanlah: “(Ini) adalah takdir Allah, apa yang Dia kehendaki Dia kerjakan.” Dikarenakan (kata) “seandainya” akan membukakan pintu perbuatan syetan.” (HR. Muslim)
5. Jadikanlah dirimu lebih banyak optimis.
Jadilah orang yang lebih banyak optimis dari sebelumnya. Orang yang optimis akan menarik kecintaan orang lain. Sedangkan orang yang pesimis akan menghempaskan dirinya sendiri. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam takjub dengan sikap optimis dikarena sikap pesimis adalah merupakan bentuk buruk sangka terhadap Allah Ta’ala sementara optimis adalah bentuk baik sangka terhadap Allah Ta’ala . Sedangkan orang mukmin diperintahkan untuk berbaik sangka terhadap Allah Ta’ala dalam setiap keadaan.
6. Jadikanlah dirimu lebih adil terhadap manusia dari sebelumnya.
Kezaliman akan memperpendek umur, dan menghilangkan tidur dari mata. Kita akan kehilangan orang yang kita cintai dikarenakan kita berbuat zalim kepada mereka dan terlalu berlebihan di dalam menilai mereka, dan kita lupakan keutamaan-keutamaan mereka. Kita menuntut mereka agar terlepas dari segala cacad. Sedang kita berlepas dari kesalahan kita dengan alasan bahwa kita adalah manusia yang tidak terjaga dari kesalahan. Imâm Muhammad ibn Sirin berkata:
“Kezalimanmu terhadap saudaramu adalah engkau mengingat darinya apa yang paling buruk yang pernah engkau lihat darinya, dan engkau menyembunyikan kebaikannya.”
7. Jika manusia melemparimu dengan batu bata, maka kumpulkanlah batu bata tersebut untuk membangun rumah, dan jika mereka melemparimu dengan bunga maka bagikanlah kepada orang yang pernah mengajari dan menggandeng tanganmu.
8. Jadilah orang yang yakin terhadap Allah terlebih dahulu kemudian percayalah pada diri sendiri, kenalilah aibmu, dan yakinlah jika engkau terbebas dari aibmu maka tentunya engkau akan lebih dekat daripada hayalanmu. Ingatlah kesalahan-kesalahanmu agar engkau terbebas dari aib-aibmu. Dan lupakanlah kesalahan-kesalahan saudara-saudara dan kawan-kawanmu agar engkau bisa menjaga mereka. Ketahuilah bahwa termasuk tanda kebahagiaan seseorang adalah tersibukkan dengan aib diri sendiri daripada aib orang lain.
9. Jika engkau berhasil pada suatu perkara, maka janganlah keterkecohan terjangkit di dalam hatimu.
Allah Ta’ala telah berfirman:
“Maka janganlah kamu mengatakan dirimu suci. Dialah yang paling mengetahui tentang orang yang bertakwa.”(QS. an-Najm: 32)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam telah bersabda:
“Dan sesungguhnya Allah Ta’ala telah memberikan wahyu agar kalian bersikap tawadhu’ (rendah hati), hingga tidak ada seorangpun yang berbangga atas orang lain, dan tidak ada seorangpun yang berbuat aniaya terhadap yang lain.” (HR. Muslim)
Jika engkau terjatuh di atas tanah, maka janganlah engkau biarkan ada orang bodoh yang mengatakan bahwa manusia telah membuat lobang galian untuk mencelakaimu.
Berusahalah untuk bersikap dengan sikap baru, bukalah kedua mata dan hatimu agar engkau tidak terjatuh dalam sebuah lubang di suatu hari dan di kegelapan malam. Jika engkau terjatuh maka belajarlah bagaimana cara berdiri bukan bagaimana merintih. Jika engkau telah berdiri, maka ingatlah orang-orang yang terjatuh di atas bumi, untuk kemudian menolong dan membantu mereka.
10. Jika engkau menang atas musuhmu, janganlah bergembira terhadap mereka. Jika mereka tertimpa musibah maka sertailah mereka sekalipun dengan do’a.
Allah Ta’ala berfirman:
“Tetapi orang yang bersabar dan mema’afkan, sesungguhnya (perbuatan ) yang demikian itu termasuk hal-hal yang diutamakan.” (QS. as-Syura: 43)
Oleh : Syaikh Dr. Hassan Syamsi Basya

0 komentar:

Posting Komentar